Pariwisata NTB Siap Gelar Tambora Menyapa Dunia 2017
Mataram, lombokonline.co.id – Menpar Arief Yahya ingin memutar “film” tahun 1815, saat gunung di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengubah dunia. Tambora, namanya, yang membuat iklim di belahan bumi manapun berubah gelap gulita. Namun, “film” yang dimaksud bukan karya cinematografi yang diputar di bioskop, tapi, ingin melihat sukses kembali pelaksanaan event Tambora Menyapa Dunia di NTB, 12-16 April 2017 mendatang yang akan diselenggarakan di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, NTB.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Lalu Moh Faozal, mengatakan kesiapan peringatan letusan dahsyat Gunung Tambora yang terjadi pada bulan April 1815 itu.
“Ini lokasi yang paling mudah dijangkau dan punya pemandangan serta dekat ke destinasi unggulan kami. Kesuksesan kegiatan Tambora Menyapa Dunia tahun sebelumnya, membuat semangat kami untuk kembali melaksanakannya, tentu dengan inovasi yang baru dan kemeriahan yang baru, silahkan datang ke NTB,” ujar Lalu.
Selain Pekat, Faozal menjelaskan, ada tiga eksotisme pariwisata lainnya yang dimiliki Gunung Tambora. Yakni Doro Ncanga, Kaldera Tambora (Pulau dan Danau Satonda), dan Pohon Beranting Batu.
“Lokasi Doro Ncanga memiliki latar belakang savanna yang sangat luas dan indah. Di depan Doro Ncanga tampak pemandangan laut Pulau Moyo dan Teluk Saleh. Di belakangnya ada Gunung Tambora,” ungkap Lalu.
Dari event Tambora Menyapa Dunia ini, golnya adalah diharapkan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara lebih banyak lagi sehingga potensi yang dimilki di kepulauan Sumbawa lebih dikenal lagi di mancanegara.
“Sajiannya, event ini akan ada pawai budaya yang melibatkan warga dari kabupaten Dompu yang mengenakan pakaian adat dari bahan sarung khas daerah. Juga ada pentas seni budaya yang melibatkan semua sanggar di Tambora, upacara selamatan laut di kawasan Samota (Satonda, Moyo, dan Tombora), pawai budaya, dan jambore seni budaya, jadi sangat meriah dan heboh,” papar Lalu.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti menambahkan, kegiatan Tambora Menyapa Dunia merupakan tonggak sejarah bagi sektor pariwisata di tiga daerah yakni Dompu, Bima, dan Sumbawa.
”Kegiatan ini telah meletakkan dasar bagi pariwisata NTB. Penyelenggaraan peringatan meletusnya Gunung Tambora tidak hanya menjadi kalender tetap pariwisata Kabupaten Dompu, melainkan juga kalender pariwisata nasional dan internasional. Event ini akan membawa dampak yang positif bagi masyarakat sekitar, khususnya para generasi muda untuk mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi,” papar Esthy.
Acara yang pernah dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini, ditargetkan mendapat kunjungan wisatawan sebesar 15 ribu, baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus). Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap seluruh stakeholder pariwisata, baik pihak perhotelan di Lombok maupun SKPD, agar lebih gencar mempromosikan Pulau Lombok dan Sumbawa.
“Dengan begitu, pariwisata NTB tetap diminati dan menjadi destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Apalagi, Lombok Mandalika juga dimasukkan dalam 10 destinasi utama atau dikenal 10 Bali Baru. Ini harus dikemas dengan baik,” ujar Menpar.
Sekadar infomasi, Kaldera Tambora, adalah satu dari tiga kaldera di Indonesia. Kaldera lainnya adalah kaldera Rinjani di pulau Lombok, dan Krakatau di Selat Sunda yang memiliki diameter sekitar tujuh kilometer yang terbentuk selama 750 tahun terakhir. Rinjani meletus tahun 1215, Tambora pada 1815, dan Krakatau tahun 1883.
Letusan Gunung Tambora menghasilkan Danau Satonda di Pulau Satonda, yang merupakan satu dari tiga danau unik di dunia. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang. Airnya terasa asin. Menariknya, danau ini juga mengalami pasang surut seperti yang terjadi di air laut di luar pulau sekitarnya.
Kemudian Pohon Beranting Batu, di lautnya, pengunjung bisa mendapati ikan terbang dan lumba-lumba. Sedangkan di daratannya, bisa dijumpai menjangan atau rusa. Di sana terdapat pohon Kalibuda yang getahnya beracun bisa membutakan mata, dipercaya sebagai pohon keramat.
Di pohon keramat itu, banyak bergantungan ”batu cita-cita’ di ‘ranting-rantingnya. Batu cita-cita adalah batu yang diikat tali dan digantungkan pada rantingnya yang dipercayai sebagai tempat menyalurkan keinginan. Pohon Kalibuda merupakan tempat wisata ziarah, di sebelahnya ada makam keramat seseorang yang dipercayai mengalami mukso (raganya menghilang). (*genpi ID)
0 Comments