lombokonline.co.id, Lombok Utara –  Dunia wisata erat kaitannya dengan keamanan. Namun kadang-kadang perihal keamanan ini kerap diabaikan banyak pihak. Kriminal tidak saja dilakukan pelaku kejahatan pada umumnya. Ternyata destinasi atau keamanan Pariwisata seringkali terganggu oleh perilaku wisatawan, termasuk wisatawan asing. Disinilah pentingnya sosialisasi untuk menyelaraskan antara berwisata dan moralitas.

Seperti yang terjadi di Gili Trawangan, Sabtu (10/12), sepasang wisatawan asing melakukan perbuatan tercela (mencuri). Perilaku wisatawan asing ini mengundang reaksi keras kalangan pemangku desa adat Gili indah. Tidak ada pilih kasih, pemangku desa Gili indah memberi sanksi tegas sesuai awig-awig yang sudah ada.

Sepasang wisatawan asing ini diarak keliling desa untuk disebarluaskan kepada masyarakat luas bahwa apa yang dilakukan bule ini tidak diulangi atau ditiru calon pelaku kriminal lainnya.

“Kami sangat mendukung upaya pengkaji desa Gili Indah dan pihak keamanan di pulau kecil ini. Sebab perilaku tidak terpuji wisatawan asing ini dapat memberi dampak negatif terhadap kemajuan Pariwisata di Lombok Sumbawa,” ujar Ketua HPI NTB, DR H Ainuddin SH, MH, usai mendengar kabar tertangkapnya dua wisatawan asing pelaku pencurian ini (10/12).

Dengan kejadian ini, lanjut Wakil Ketua BPPD NTB ini, kita bisa memahami bahwa potensi kriminal itu tidak saja dilakukan masyarakat lokal setempat. Kasus ini membuktikan bahwa wisatawan yang berlibur pun berpotensi melakukan tindak kriminal.

“Memang, perbandingannya jauh dibanding pelaku dari masyarakat lokal. Tapi tetap punya potensi terjadi yang dilakukan wisatawan asing misalnya,” imbuhnya.

Ainuddin juga mendukung upaya positif yang dilakukan petugas keamanan di pulau ini, memberi efek jera bagi pelaku kejahatan, tanpa membedakan dari kalangan mana pelakunya. Tanpa membedakan warna kulit dan suku nya jika dinyatakan bersalah dan terbukti melakukan kejahatan maka wajib di beo sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Respon yang sama juga datang dari masyarakat lokal. Tindakan wisatawan asing ini juga dinilai dapat mencoreng nama baik dan citra Pariwisata di Lombok Sumbawa.

“Sisi moralitas dan liburan penting kita jaga. Upaya yang dilakukan pemangku desa dan petugas keamanan patut diapresiasi. Tidak semua wisatawan memiliki perilaku baik,” ujar warga Gili, Nanang. (has)